Minggu, 01 Juni 2014

Demokrasi Paling Pas Itu...

Domokrasi jangan asal bebas semaunya, demokrasi itu harus adil dan masuk akal. Budayawan bilang orang Indonesia tidak percaya mitos tapi percaya demokrasi. Sebetulnya demokrasi yang dimaksud itu sendiri adalah sebuah mitos yang kurang masuk akal. Bagaimana tidak, mereka menganggap apa-apa yang disetujui atau dibenarkan oleh banyak orang dan hal itu menjadi sebuah kebenaran meskipun hal itu salah.
Lagi-lagi masyarakat harus sadar dan cerdas menyikapi demokrasi.  Aristoteles penggagas sistem demokrasi pun mengakui sistem yang paling biadab adalah demokrasi. Meski pada kenyataannya demokrasi diberlakukan untuk negara maju. Jelas demokrasi ala barat tidak cocok terhadap iklim budaya Indonesia dimana adat istiadat, nilai, dan norma sangat kental dan cendrung menjadi tolak ukur dan kendali berkehidupan.
Dengan adanya demokrasi tanpa kontrol dapat merusak tatanan yang sudah terbentuk sejak lama. Demokrasi adalah buah dari profesionalisme, jika mau demokrasi hendaknya profesional terlebih dahulu. Ini masuk akal. Domokrasi Pncasila adalah jawaban dari sistem yang harus dianut. Tinggalkan demokrasi liberal, itu bukan kita, kita Indonesia Raya dengan Pancasila sebagai idiilnya.

Rabu, 11 Desember 2013

Boneka Negara atau Negara Boneka ?

Indonesia sebagai negara yang berdaulat sepertinya diciderai oleh prilaku pemerintah yang seolah tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. Masyarakat merasa pemerintah sangat bertolak belakang dalam pengambilan keputusan dalam setiap kebijakan. Menimbulkan pertanyaan dihati masyarakat "aspirasi rakyat yang mana yang didengar pemerintah?"

Seperti sudah ada susunan perencanaan kerja pemerintah untuk 1 periode jabatan di Indonesia. Pemerintah tinggal melaksanakan tugas yang tertera dalam sekenario tersebut. Amerika mungkin Amerika dalang semua. Mungkin pula ada negara lain. Jangan salahkan rakyat berbicara dalam pendapat karena keadaan yang mengarahkan kesebuah penafsiran negatif "Indonesia Negara Boneka Baru"

Negara dengan sumber daya alam melimpah harus menandatangani kesepahamam impor beras, sapi, kedelai, gandum, dan lain-lain dari negara tetangga. Negara dengan sumber daya mineral melimpah pun harus rela impor minyak dari negara lain kerena pasokan dalam negeri yang menipis. Negara yang harusnya memanfaatkan seluruh sumber daya alam untuk kepentingan rakyat diselewengkan menjadi kepentingan golongan dan asing. Kekayaan alam terkuras dicuri asing dengan izin anak negeri ber cap bajingan. Apa tindakan penerintah ? Seperti mengiyakan semua kejadian tersebut, semua perencanaan perombakan kebijakan hanya sekedar basa-basi tengik mulut busuk pejabat yang tak rela upetinya hilang dirampas rakyat yang membutuhkan.

Rakyat semakin terdzolimi oleh negara, negara seperti bergerak sendiri tanpa arah yang jelas. Seharusnya arah pembangunan bangsa mengacu pada UUD 1945 bukan pada acuan asing. Negara kembali dijajah dengan kebijakan-kebijakan bertopeng kerakyatan. Nyatanya negara menjadi basis neoliberel baru kawasan Asia Tenggara. Ekonomi neoliberal menyusahkan kaum pekerja yang harus dikontrak bekerja dinegara sendiri.

Negara ini perlu pemimpin yang tegas, cerdas, berani, bersih untuk merubah Indonesia menjadi negara yang jaya dari segala bidang. Kejayaan Indonesia masa silam akan segera terwujud jika pemimpin mampu memjadi pemimpin yang benar tegas, benar cerdas, benar berani, benar bersih.

Jumat, 06 Desember 2013

Terhindar Dari HIV/AIDS

HIV/AIDS adalah penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan obat penyembuhnya. Namun penyakit ini banyak pencegahnya. Salah satunya adalah bukan dengan kondom semata seperti yang digembar-gemborkan pemerintah dengan Pekan Kondom Nasional. Pencegahannya adalah dengan memupuk diri dengan Iman dan Taqwa kepada agama. Dengan begitu perbuatan-perbuatan yang beresiko terkena HIV/AIDS akan dengan sendirinya menjauh dari diri.
Benteng pertama dalam memproteksi diri dari  bahaya HIV/AIDS adalah keluarga. Keluarga yang sadar Imtaq adalah jawaban keselamatan hidup dunia akhirat adalah keluarga yang benar siap hidup sehat terhindar dari HIV/AIDS.
Maraknya pengidap HIV/AIDS di Indonesia menjadi tanggung jawab pemerintah, ulama, keluarga, diri sendiri.

Pupuk diri dengan iman dan taqwa agar terhindar dari bahaya HIV/AIDS

Minggu, 01 Desember 2013

Keindahan Itu Kita Yang Jaga Tuhan Yang Beri

Pariwisata Jakarta harus segera dibenahi. Tidak hanya fasilitas kebersihan dan keamanan tetapi mental pedagang yang jorok juga harus ditata. Ternyata penyumbang sampah di objek wisata Jakarta bukan hanya berasal dari sikap jorok pengunjung, tetapi para pedagang yang tidak tahu diri pun salah satu penyumbang sampah. Mereka dengan santai melempar sampah plasyik miliknya kedalam selokan dan taman dengan seenaknya dan sadar.

Selain itu minimnya tempat pembuangan sampah dan petugas kebersihan yang berjaga pun menjadi faktor penyebab kesemenaan dalam membuang sampah.

Niat Pemprov DKI untuk memaksimalkan Sarpol PPsepertinya hanya sekedar niat. Niat itu bisa batal dikarenakan dilapangan para petugas hanya duduk-duduk santai dibawah tenda yang dijadikan pos mereka. Bahkan ada yang sambil menikmayi sebatang rokok.

Prilaku tidak disiplin tisak hanya dari pengunjung. Tetapi dari pedagang bahkan petugas yang bersangkutan. Mental malas dan jorok menyebabkan apa-aoa yang sudah disiapkan dengan baik kembali menjadi rusak oleh sikap pribadi yang "katrok"

Semoga kedepannya wisata Jakarta bisa menjadi wisata yang bersih, nyaman, aman, edukatif, dan murah. (Saluran pembuangan air hujan taman Monas)

Gowes dulu lah

Ngos-ngosan bisa cepat hilang kalu pemandangannya bagus, udaranya semriwing, mataharinya bersahabat, dan warganya ramah-ramah.

Disini kita harus hati-hati karena babi-babi milik warga sering selanang-selonong seenaknya. Maklum, babi-babi tersebut adalah peliharaan warga setempat yang mayoritas warga keturunan tionghoa.

#gowes #kampungcina #legok #tangerang